Berita

Mahasiswa program studi bahasa Mandarin, Fakultas Ilmu budaya Universitas Sumatera Utara (FIB-USU) tlah melaksanakan kunjungan media ke kantor DAAI TV di Jl. Perintis Kemerdekaan komplek jati Junction, Kamis, (29/08).

Tujuan dalam kegiatan ini ialah mahasiswa serta dosen pembimbing diperkenalkan mengenaitayangan yang layak ditonton dan tayangan yang kurang layak, proses perancangan program sebelum ditayangkan, serta bagaimana DAAI TV memilih program yang akan ditayangkan agar tetap sesuai dengan motto DAAI TV yakni Makanya, kebajikan dan keindahan.

Rata-rata di era ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan jangka untuk menonton televisi ketimbang bermain dengan teman seusianya. Tayangan yang terlalu banyak mengandung menujuk negatif akan menimbulkan kekhawatiran terhadap orang tersebut. Tayangan yang mengandung menujuk kekerasan juga akan membuat penonton cenderung menjadi tangan besi. Oleh sebab itu orang tua mubah mampu mengontrol program televisi yang ditonton oleh anak agar sesuai dengan usia anjuran program yang disarankan.

"DAAI TV menghadirkan program seputar cinta kasih sehingga aman untuk dikonsumsi oleh mengeluarkan umur ". ujar Tony HONKLEY selaku Manager operasional DAAI TV Medan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada kunjungan ini, mahasiswa juga diajak untuk Mauri secara langsung bagaimana proses pengola salah satu program berita sebelum ditayangkan. Mulai dari prosedur pengumpulan soal, pengeditan yakni proses pengambilan video pembaca berita. Selain dapat memberikan upgradsmartfren kepada mahasiswa perihal tayangan yang layak untuk dikonsumsi, Tony juga berharap agar mahasiswa program studi bahasa Mandarin dapat memberikan kontribusi kepada DAAI TV. Hal ini tentu saja disambut baik oleh Bapak Pujiono selaku Kepala program studi bahasa Mandarin untuk menjalin hubungan kerja sama, salah satunya agar kepercayan DAAI TV bersedia menjadi praktisi pengajar terkait mata kuliah editing program studi bahasa Mandarin di FIB USU.

teks: Shelly F Sianturi dan Evan Marpaung
foto: Shelly f Sianturi

Festival Budaya Tiongkok merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sastra Cina (HUASHAN) bekerjasama dengan Ikatan Alumni Sastra Cina (IASCI) di bawah Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kegiatan ini memiliki konsep penggabungan bidang akademik dan hiburan. Festival Budaya Tiongkok tahun ini diselenggarakan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara selama dua hari berturut-turut, yakni dari tanggal 15-16 Desember 2017.

Festival Budaya Tiongkok yang telah memasuki tahun ke-7 ini mengangkat tema “亲相爱一家人”. Acara Fesbuci juga dimeriahkan dengan berbagai acara yang menarik baik talkshow dan seminar-seminar yang mengangkat keunikan budaya peranakan Tionghoa-Indonesia, lomba karaoke dan pidato bahasa Mandarin, kaligrafi cina, pertunjukan cipao/ceongsam, wu shu, Nunchaku,  pertunjukan guzheng, panggung musik, dan sebagainya.

Pengisi acara festival cukup bervariatif, seperti acara seminar yang diisi oleh Zhang Sheng Li (Wakil Konsulat Jenderal Cina untuk Medan), Syahron Lubis, Yuddhi Adrian Mulyadi, Halim Loe (Ketua PSMTI Medan) Lin Qi Ming, Ngartini Huang, dan Agus Sujana., sedangkan acara puncak dimeriahkan dengan bazar makanan khas Cina, pertunjukan Qipao/Cheongsam, Wushu, Nunchaku,  pertunjukan Guzheng,dan panggung musik yang diisi oleh penampilan band dari kawan-kawan mahasiswa Etnomusikologi.

Pada tahun 2013 Fesbuci mengangkat tema tentang budaya asli negeri Cina, sedangkan pada tahun ini tema yang diangkat adalah keberagaman etnis di Indonesia, yakni “Budaya Peranakan Tionghoa-Indonesia”. Hendri Kurniawan sebagai ketua Fesbuci VII mengatakan, “kita banting stir mengangkat budaya Tionghoa karena saat ini kami merasa orang-orang melihat tionghoa yang dikaitkan dengan masalah etnis, Kami ingin menunjukkan bahwa budaya tionghoa juga bagian dari budaya nusantara, tujuannya adalah untuk menyadarkan masyarakat, inilah budaya tionghoa dan ini adalah kita, satu Indonesia.”

Salah satu pengunjung dari mahasiswa FISIP USU jurusan Sosiologi mengatakan,“Festival kali ini temanya sangat menarik perhatian saya karena tidak hanya menampilkan budaya Cina saja, tetapi juga menampilkan budaya Indonesia yang mana kedua budaya ini saling berakulturasi”.

 

Teks: Rudiansyah

Foto: M. Dicky Prakasa

第 6 页 共 9 页