Berita

Medan-USU: Sesuai dengan Program Kerja Rektor USU periode 2016–2021, Universitas Sumatera Utara akan terus berupaya untuk mengembangkan segala potensi yang telah tersedia. Salah satunya yaitu rencana Pengembangan Kampus USU yang terletak di daerah Kwala Bekala. Selain menjadi kampus yang Asri, Kampus USU Kwala Bekala nantinya juga berpotensi sebagai tempat Agrowisata bagi warga kota Medan dan sekitranya. Demikian seperti yang disampaikan Rektor USU Prof Dr Runtung SH MHum ketika menerima kunjungan rombongan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA) pada kamis (10/11/2016) diruang Rektor gedung BPA USU.

KOICA 1Rektor USU yang dalam hal ini didampingi oleh Wakil Rektor II USU Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar MKed(OG) SpOG(K), Wakil Rektor III USU Drs. Mahyuddin MIT PhD, Wakil Rektor IV USU Prof Dr Ir Bustami Syam MSME, wakil Rektor V USU Ir Luhut Sihombing MP, Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Dr Budi Agustono dan Kepala KUI USU Dr Esther SM Nababan menyambut baik kunjungan dari KOICA tersebut.


“Saya mendengar bahwasanya bidang Agriculture sangat kuat di Korea, begitu juga dengan Maritim dan Enginering. Maka harapan saya bilamana ada tenaga ahli maupun Professor dibidang tersebut dapat dkirim kemari, tentunya ini sangat membantu USU. Karena di USU sendiri ada fakultas Pertanian yang merupakan fakultas ketiga tertua di USU dan juga memilki jurusan Agriculture” demikian ungkap Prof. Runtung.

KOICA 2Rombongan Koica yaitu, Shin Hyeran selaku WFK Program Manager Koica Office dan Dory Widyanasari mengatakan tujuan mereka ke USU adalah untuk kembali mempererat kerajsama antara USU dan Koica yang telah terjalin sejak tahun 2009 yang lalu sekaligus ingin mengetahui rencana USU kedepan terkait dengan KOICA. “Volunteers (relawan) Koica di Medan ada 3, yang pertama di fakultas Ilmu Budaya USU yaitu Miss Sarah Kim yang mengajar Bahasa Korea, kemudian yang kedua di SMK 9 dan yang ketiga ada di SMK 7. Volunteers yang kami tugaskan disini adalah selama 2 tahun, oleh karena itu kami ingin mengetahui sejauh mana rencana USU terhadap volunteers kami yang bertugas di USU” ungkap Dory.


“Apabila ada rencana USU untuk mendatangkan Volunteers KOICA dibidang yang lain selain bidang Bahasa Korea, seperti bidang Agriculture dan lain sebagainya, maka kami harapkan USU dapat mengisi Formulir pengusulan dari Koica. Tapi mungkin prosesnya memakan waktu hingga 6 bulan bahkan 1 tahun. Karena bila telah kami terima formulir pengusulan tersebut, selanjutnya akan kami akan ajukan ke kantor Pusat Korea kemudian mereka akan melakukan semacam advertising bagi siapa yang berminat untuk menjadi Volunteers di Indonesia” Demikian Dory.

KOICA 3Koica merupakan bagian dari Program Diplomasi kementerian Luar Negeri Korea, yang berupaya untuk menjalin persahabatan dengan Negara–negara lain. Seperti kerjasama dibidang pendidikan antara USU dan Koica, yang berdampak pada hubungan baik antara Indonesia dan Korea. Berawal dari tahun 2009 silam, Koica telah menugaskan Volunteers di Universitas Sumatera Utara dan pada tahun 2014 Koica kembali melanjutkan kerjasama dengan USU dengan menugaskan Volunteers di Fakultas Ilmu Budaya USU. (Humas/Andi).

Dalam rangka turut memperingati peristiwa kepahlawanan pada 10 November 1945, Wakil Rektor II Dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar pimpin upacara tersebut di halaman gedung Biro Rektor BPA Universitas Sumatera Utara, Selasa (10/11/16). Dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar yang menjadi Pembina upacara, memimpin para peserta upacara yang terdiri dari para dosen, mahasiswa, pegawai, dan sivitas akademika, untuk mengenang dan memberi penghormatan kepada arwah pahlawan serta mengheningkan cipta.

Hari pahlawan 3Pada upacara itu Wakil Rektor II USU itu juga membacakan pidato peringatan Hari Pahlawan yang bersumber dari Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa. Dalam pidato yang dibacakan itu dikatakan bahwa, peringatan Hari Pahlawan adalah sebagai momen reflektif untuk memberi makna atas pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa, dengan menyalakan jiwa kepahlawanan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.


Peristiwa tersebut memberi pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah “politik ketakutan”, melainkan “politik harapan”. Bahwa seberat apapun tantangan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan semangat perjuangan.

Hari pahlawan 1Peringatan Hari Pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno, semangat kepahlawanan itu adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.


Dalam rangka mencapai perikehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, patriotisme progresif harus mengembangkan ketahanan bangsa untuk mandiri dalam ekonomi, berdaulat dalam bidang politik dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Hari pahlawan 2Sejalan dengan orientasi Trisakti tersebut, Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla hadir dengan menawarkan Visi transformativ: “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.


Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorikan ke dalam tiga ranah; ranah mental-kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik. Pada ketiga ranah tersebut, pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara akseleratif, berlandaskan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Hari pahlawan 4Bung Karno mengingatkan: “Kelemahan jiwa kita ialah, bahwa kita kurang percaya kepada diri kita sendiri sebagai bangasa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang percaya mempercayai satu sama lain, padahal kita ini pada asalnya ialah rakyat gotong royong, kurang berjiwa gigih melainkan terlalu lekas mau enak dan ‘cari gampangnya saja’. Dan itu semua, karena makin menipisnya ‘rasa harkat nasional’,--makin menipisnya rasa ‘national dignity’--makin menipisnya rasa bangga dan rasa hormat terhadap kemampuan dan kepribadian bangsa dan rakyat sendiri.


Melalui momentum Peringatan hari Pahlawan 10 November 2016 yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, kita dapat mengambil makna yang terkandung didalamnya dengan menaladani nilai-nilai luhur yang diwariskan kepada kita semua seperti: taqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada kemampuan sendiri serta kerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera sebagaimana cita-cita para Pahlawan Bangsa.

Hari pahlawan 5Dengan suatu tekad dan ketulusan untuk bersama-sama saling bahu membahu dan dilandasi oleh makna dan nilai integritas, etos kerja dan gotong royong, maka saya yakin bangsa Indonesia dapat mengatasi berbagai permasalahan yang melanda, dan dapat menjadi bangsa “Pemenang” mampu bersaing dengan Negara dan bangsa lain. Hal ini sejalan dengan tema Hari Pahlawan 2016 yaitu: “Satukan Langkah Untuk Negeri”

Medan–USU: Untuk membangun suatu daerah, khususnya Sumatera Utara diperlukan suatu kerjasama (team work) yang baik. Begitu juga dengan Sivitas Akademika Universitas Sumatera Utara, jika ingin membangun Universitas Sumatera Utara menjadi lebih baik lagi, tentu diperlukan (team work) yang baik pula.

Demikian pernyataan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jend. (Purn) Luhut Binsar Panjaitan dalam Kuliah Umum yang bertemakan “Pembangunan wilayah yang berbasis hukum, politik dan kemanan”. Kuliah Umum yang dilaksanakan pada Senin (25/07/16) di gedung Gelanggang Mahasiswa USU tersebut berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh segenap sivitas akademika Universitas Sumatera Utara .

Turut hadir dalam acara ini Rektor USU Prof Dr Runtung SH MHum, Wakil Rektor II USU DR dr Muhammad Fidel Ganis Siregar MKed (OG) SpOG(K), Direktur Sekolah Pascasarjana USU Prof Robert Sibarani MS,  Perwakilan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Anggota MWA USU, Anggota Senat Akademik USU, Ketua DGB USU, Alumni USU, dan mahasiswa Pascasarjana USU.

Pada kuliah umum tersebut, Luhut Panjaitan juga menjelaskan tentang Upaya dan Strategi Pembangunan yang saat ini sedang dijalankan oleh Pemerintah, diantaranya  Pemerataan Pembangunan terutama diluar Pulau Jawa, Peningkata daya saing, dan Transformasi komoditi berorientasi industri.


Diungkapkannya, “Salah satu contoh strategi pembangunan tersebut adalah dengan mengalokasikan dana untuk pembangunan desa. Menurut data yang ada, pengalokasian dana pembangunan pada setiap desa di Indonesia pada setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2015 sebesar 0,7 Milyar, 2016 sebesar 1,2 Milyar, 2017 diperkirakan sebesar 1,7 Milyar dan 2018 diperkirakan sebesar 2,3 M.

Dari pemerataan pengalokasian Dana Pembangunan Desa tersebut, secara signifikan juga berdampak pada penurunan angka kemiskinan disetiap desa. Karena dari dana tersebut, mereka dapat membangun desa yaitu dengan membangun dan mengembangkan potensi desa atau dari kearifan Lokal yang dimiliki, dan menurut Presiden Jokowi bahwa sudah saatnya Pemerataan itu tidak hanya di Pulau Jawa melainkan juga harus dirasakan oleh setiap wilayah maupun desa yang ada di Indonesia”, demikian ungkap Luhut Panjaitan selaku mantan Meko Polhukam RI.    

 
Pada kesempatan ini Luhut Panjaitan juga menyinggung tentang Tax Amnesty yang saat ini sedang diprogramkan pemerintah. “Tujuan dari tax amnesty ini adalah untuk mengumpulkan database perpajakan guna peningkatan pendapatan pajak jangka panjang, peningkatan pajak tahun 2016, dan peningkatan sistem IT perpajakan. Sehingga dengan tercapainya tujuan Tax Amnesty tersebut pemerintah dapat mengatur tentang penurunan tarif pajak sekaligus penguatan penegakan Hukum Pajak”, ungkap Luhut.

Tax Amnesty menurut difinisi yang diungkapkan oleh Luhut Panjaitan adalah suatu penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur didalam undang-undang.


Sementara itu Rektor Universitas Sumatera Utara Prof Dr Runtung SH MHum pada sambutannya di sesi pembukaan acara kuliah umum tersebut mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Menko Polhukam atas kunjungan sekaligus memberikan Kuliah Umum di Univesritas Sumatera Utara.

“Dalam kesempatan ini, kami tentunya selaku pimpinan Universitas Sumatera Utara mengucapkan terimakasih kepada bapak Menteri, walau ditengah kesibukan yang ada, bapak Menteri masih dapat meluangkan waktunya untuk memberikan kuliah umum yang merupakan pencerahan bagi seluruh Sivitas Akademik Universitas Sumatera Utara, dan marilah kita ikuti secara seksama sehingga nanti kita dapat memetik hasil yang maksimal dari Kuliah Umum yang diberikan oleh bapak Menteri” demikian ungkap Rektor USU.

Reshuffle Kabinet

Berdasarkan informasi yang dikutip pada laman nasional.kompas.com bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah mengadakan perombakan kabinet (reshuffle kabinet) jilid II di Kompleks Istana Negara Jakarta. Melalui Jumpa pers (27/7/2016) yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, jajaran menteri, dan para calon menteri, sebanyak 13 mentri yang terpilih telah di pekernalkan oleh Presiden RI tersebut dan salah satunya adalah Jend. (Purn) Luhut Binsar Panjaitan yang saat ini menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Sementara yang menduduki jabatan sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan  adalah Jend (purn) Wiranto. (Esther/Humas).

Medan–USU: Ada beberapa hal yang menjadikan suatu tulisan penelitian menjadi tidak begitu bermanfaat, diantaranya; 1. Tulisan Penelitian yang terpublikasi masih dalam bentuk Bahasa Indonesia, 2. Penerbitannya hanya sebatas wliayah Indonesia saja, bahkan hanya lokal. Sementara itu menurut peraturan Kemenrsitekdikti bahwa suatu tulisan yang berasal dari seminar, symposium atau konfrensi, akan dianggap berskala nasional apabila komitenya/panitianya berasal dari 5 Perguruan Tinggi di Indonesia sedangkan untuk Penulisan berskala Internasional, komitenya harus terdiri dari 5 Perguruan Tinggi yang terbagi kedalam 4 Perguruan Tinggi dari luar Indonesia dan 1 perguruan tinggi dari Indonesia. Demikian seperti yang disampaikan oleh Wakil Rektor III USU Drs Mahyuddin MIT PhD ketika membuka secara resmi acara Sosialisasi Kewajiban Publikasi Bagi Mahasiswa S2 dan S3 Universitas Sumatera Utara pada 4/6/2016 di ruang Sidang Senat BPA USU.

Publikasi 3Dikatakan Drs Mahyuddin MIT PhD Wakil Rektor III USU, bahwa setiap mahasiswa S2 dan S3 yang akan menyelesaikan pendidikannya, pada saat ini diwajibkan untuk memilki inovasi, baik itu yang bersifat Discovery maupun Intensi. Discovery merupakan sesuatu yang sudah ada namun belum diketahui (lebih dalam/red). Sedangkan Intensi adalah sesuatu yang baru dan hal tersebut baru ditemukan oleh penelitian mahasiswa. Penelitian berbentuk Discovery biasanya dilkakukan oleh mahasiswa S2, sementara penelitian Intensi dilakukan oleh mahasiswa S3.

 

Dijelaskan juga, bahwa salah satu hal yang penting dari penelitian adalah peneliti/penulis harus mampu mengklaim bahwa penelitian tersebut adalah memang benar dari hasil pemikiran/ide sendiri bukan plagiat. Cara membuktikan keaslian penelitian tersebut adalah dengan mempublikasikan penelitian itu sendiri. “untuk itulah kita berada disini, ingin memberikan bekal/sosialisasi bagi para mahasiswa S2 dan S3 Universitas Sumatera Utara tentang pentingnya suatu publikasi penelitian” demikian ungkap Wakil Rektor III USU Drs Mahyuddin MIT PhD.

Publikasi 2Bertindak sebagai pembicara dalam acara itu, Dr Himsar Ambarita ST MT dari Fakultas Teknik USU yang saat ini mendapat kepercayaan sebagai ”Reviewer” penelitian berskala internasional dan juga sebagai kepala Komisi Publikasi Ilmiah (KPI) USU. Dalam pemaparannya Dr Himsar Ambarita mendorong semangat para mahasiswa S2 dan S3 USU untuk lebih aktif dalam melakukan penelitian. ”Buat apa kita menyandang gelar tinggi tapi tidak memiliki kontribusi terhadap perkembangan Society kita” ungkap Dr Himsar mengawali Pemaparan Materi Publikasinya dihadapan sekitar 500 orang peserta acara Sosialisasi yang hadir.


Dijelaskannya bahwa untuk diperhitungkan/terdaftar di dunia perpublikasian ilmiah tersebut, mahasiswa perlu melakukan latihan yang disebut dengan Proceedings. ”Proceedings merupakan suatu latihan yang bukan latihan publikasi ilmiah biasa, karena dengan proceedings tersebut dapat menjadi jalan nama kita (peneliti/red) berkibar secara internasional”. Ungkap Dr Himsar.

Publikasi 1Melihat data yang di paparkan, Produktivitas Publikasi Ilmiah USU yang terindek Scopus pada tahun belakangan ini memang mengalami kenaikan yang significant hingga melebihi angka 70 (skala 0-80), namun jumlah total publikasi Ilmiah USU secara keseluruhan mulai dari tahun 1971 hingga 2016 masih berada dibawah UNAND bahkan jauh dibawah ITB yang tingkat Publikasi Ilmiahnya telah mencapai angka 5000 (skala 0–5000).


Berdasarkan data tersebut Dr Himsar mencoba memberi solusi kepada mahasiswa S2 dan S3 USU yang hadir diantaranya; Dosen wajib Menulis, mahasiswa disarankan/wajib publikasi, melakukan konfrensi internasional terindeks, konfrensi terindeks di USU tahun 2016; 1. ICOSOP untuk bidang Sosial, 2. PHICo untuk bidang kesehatan dan ICCAI untuk bidang Informatika dan Teknik. (Humas/Andi).

Universitas Sumatera Utara menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Francais d’Indonesie, yang berlangsung pada Kamis (23/06/16) di gedung BPA USU Kampus Padang Bulan.

Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, yang didampingi oleh Sekretaris USU Prof. Gontar Siregar, Wakil Rektor II Dr. Fidel Ganis Siregar, Kepala Kantor Urusan Internasional USU Dr. Esther Nababan, Kepala Pusat Bahasa USU Prof. T. Silvana Sinar, Dekan FIB Dr. Budi Agustono, dan Dekan FMIPA Dr. Kerista Sebayang, menyambut baik ikatan kerjasama tersebut dan mengucapkan terima kasih atas terbukanya peluang kerjasama dengan Alianza Francais Medan.

Dikatakannya, kerjasama USU dengan Institut Francais d’Indonesie melalui Alianza Francais Medan telah berlangsung pada masa Rektor sebelumnya. Kerjasama itu, ujarnya, yakni membuka kelas Bahasa Perancis Level A1 dan Level A2. USU juga memiliki warung Perancis yang diresmikan pada tahun 2014 dan terletak di Pusat Bahasa USU. “Pada tahun ini juga ada dua staf pengajar yang melanjutkan studi program doktor di Perancis melalui beasiswa LPDP. Kedua orang itu adalah, Ibu Vivi yang melanjutkan studi S3 di University de Poiter, dan Ibu Joiverdia yang melanjutkan studi S3 di salahsatu perguruan tinggi di Perancis,“ ucap Rektor.

Rektor berharap kerjasama itu dapat terus berlanjut dimasa yang akan datang dengan program yang lebih luas dan bervariasi, serta semakin banyak staf pengajar USU yang melanjutkan studi S3 di Prancis. Sementara Antoine Devencoux du Buysson, atase Kedutaan Perancis di Indonesia, yang didampingi Thomas Simoes (Direktur Alianza Francais Medan), Pogy Kurniawan (President Alianza Francais Medan), Debbie Rosaline (Campus France), dan Irma Tobing (Responsible Pedagogic), mengucapkan terima kasih atas terlaksananya kerjasama tersebut.

Disebutkannya, kerjasama dengan USU sangat penting dimana kedua institusi mendapatkan manfaatnya. Diakuinya kerjasama yang telah berlangsung selama ini telah berjalan baik seperti kelas bahasa Perancis dan adanya Warung Perancis. “Saya juga berharap dengan adanya MoU ini semakin membuka kesempatan bagi kedua pihak untuk mengembangkan program kerjasama ke arah yang lebih luas,” tutup Antoine.

Halaman 9 dari 10